TK Negeri Pembina Puruk Cahu Gaungkan Gerakan Ayah Mengantar Anak ke Sekolah

PURUK CAHU – Dalam rangka mendukung Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), sesuai dengan terbitnya Surat Edaran (SE) Nomor 7 Tahun 2025 yang diterbitkan Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga) /Kepala BKKBN, tentang Gerakan Ayah Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah, TK Pembina Negeri Puruk Cahu, senin (21/7) turut mendukung program tersebut dengan cara mengajak seluruh Ayah untuk mengantar anaknya ke sekolah.
Kepala Sekolah TK Pembina Negeri Puruk Cahu, Atiratikni, S. Pd mengatakan bahwa Program Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) yang bertujuan untuk meningkatkan peran dan keterlibatan seorang ayah dalam pengasuhan anak. Salah satu implementasinya adalah pendekatan berbasis sekolah (Sebaya).
Oleh sebab itu, dirinya selaku Kepala Sekolah TK Pembina Negeri Puruk Cahu mengajak dan menghimbau kepada seluruh orang tua/wali anak terutama ayahnya agar bisa mengantarkan hari pertama anak ke sekolah yaitu pada hari Senin, 21 Juli 2025 yang merupakan awal tahun ajaran baru 2025/2026.
Atiratikni menegaskan bahwa Gerakan Ayah Mengantar Anak ke Sekolah bukan hanya kegiatan seremonial semata, dimana hal ini merupakan titik awal untuk memperkuat ikatan keluarga dan membangun generasi yang tumbuh dengan cinta dan kasih sayang dengan kehadiran kedua orang tuanya,”Dengan gerakan ini kita harapkan bukan hanya anak-anak yang bahagia, tapi juga para ayah yang selama ini jauh dari dinamika harian menemani anak, dan kini menemukan kembali peran mereka sebagai sosok penting dalam tumbuh kembang anak mereka dalam menggapai cita-cita untuk masa depannya”ujarnya.
Atiratikni juga mengungkapkan apresiasinya terhadap dukungan orang tua, khususnya para ayah yang hadir pagi ini untuk menemani anaknya dari pagi awal mulainya proses belajar mengajar sampai berakhirnya. “Sangat berbeda kehadiran sosok ayah dalam tumbuh kembang anak, dan kami melihat kehadiran ayah-ayah sebagai bentuk nyata dukungan keluarga dalam pendidikan anak. Ini menjadi momen yang sangat positif untuk mempererat hubungan emosional antara ayah dan anak, terutama dalam transisi anak ke lingkungan sekolah,” jelasnya.
Atiratikni berharap agar kegiatan ini dapat menjadi budaya baru dalam pendidikan anak usia dini, karena dengan dukungan sosok ayah diyakininya anak akan lebih percaya diri. “Kegiatan ini sangat luar biasa karena mampu menghadirkan figur ayah secara langsung dalam proses awal pendidikan anak. Ini bukan hanya soal mengantar anak ke sekolah, tapi membentuk kedekatan emosional dan kebersamaan yang berdampak positif terhadap perkembangan anak,” tandasnya. David